Kiprah timnas Indonesia di ajang Piala AFF 2012 sungguh diluar dugaan. Dengan materi yang seadanya dan kebanyakan adalah pemain yang minim pengalaman internasional, pasukan Nil Maizar sampai pertandingan kedua bisa memuncaki klasemen. Padahal distu dihuni tim juara perhelatan sebelumnya yakni Malaysia dan juga langganan juara lainnya, Singapura.
Sempat menuai banyak kritikan karena hanya bisa bermain imbang dengan Laos, timnas Indonesia yang turun dengan Jersey terbaru mereka, akhirnya bisa membungkam mulut pihak-pihak yang meragukan kemampuan mereka, dengan gol kelas dunia dari Andik Vermansyah.
Jelang laga lawan Malaysia, ada pihak-pihak dari negeri ini yang justru mencoba mengganggu konsentrasi pemain timnas Indonesia dengan mengekspos sebuah video dari suporter Malaysia. video yang berisi nyanyian suporter Malaysia saat mendukung timnas mereka, dengan meneriakkan kata-kata yang membuat telinga orang Indonesia panas. Akan tetapi, bukankah dalam sepak bola, hal itu adalah wajar? Kalau kita mau instrospeksi diri, suporter timnas kita pun selalu melakukan hal yang sama saat timnas bertanding lawan negeri Jiran tersebut. Bahkan dilevel klub, kondisinya lebih parah lagi.
Hikmah yang bisa kita ambil dari video tersebut adalah, lagi-lagi kita harus berterima kasih kepada Malaysia. Dulu sebelum batik diklaim Malaysia, mana ada generasi muda kita yang pakai batik. Sebelum mereka mengkalaim banyak budaya kita, sangat kecil atau bahkan tidak ada perhatian yang cukupuntuk warisan budaya dinegeri ini. Untuk masalah kali ini, tidak usahlah terlalu dibesar-besarkan. Konsentrasi pemain akan sangat terganggu. Harusnya kita belajar saat final AFF 2010. Ketika itu, masalh laser terlalu dibesar-besarkan, bahkan sempat meminta agar pertandingan dihentikan sementara. Hasilnya apa? Para pemain kita justru kehilangan momentum. Setelah insiden penghentian pertandingan, Malaysia justru mampu mengacak-acak timnas kita, hingga kita kalah 3-0. Artinya adalah, dalam sepak bola faktor non-teknis bisa jadi akan sangat mempengaruhi mental bertanding para pemain.
Cukuplah kekonyolan itu menjadi cerita kelam dimasa lalu. Tunjukkan pada Malaysia, kalau kita sudah dewasa, tidak mudah terprovokasi. Buat para suporter yang berangkat ke Malaysia, tunjukkan betapa dahsyat dan luar biasanya kreatifitas kalian di stadion. Lakukan jangan hanya untuk klub kalian. Buat para pemain, tunjukkan semangat juang kalian. 250 juta rakyat Indonesia dibelakang kalian.
Mengutip kalimat dari Andik Vermansyah : "silahkan benci KPSI, silahkan benci PSSI, tapi jangan benci TIMNAS INDONESIA".
NO KPSI
NO PSSI
JUST FOR OUR NATIONAL TEAM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar